Kebudayaan adalah seperangkat peraturan atau norma yang dimiliki 
bersama oleh para anggota masyarakat, yang kalau dilaksanakan oleh para 
anggotanya, melahirkan perilaku yang oleh para anggotanya dipandang 
layak dan dapat diterima.
Kebudayaan terdiri dari nilai-nilai, kepercayaan, dan persepsi 
abstrak tentang jagat raya yang berada di balik perilaku manusia, dan 
yang tercermin dalam perilaku. Semua itu adalah milik bersama para 
anggota masyrakat, dan apabila orang berbuat sesuai dengan itu, maka 
perilaku mereka dianggap dapat diterima di dalam masyarakat.
Kebudayaan dipelajari melalui sarana bahasa, bukan diwariskan secara 
biologis, dan unsur-unsur kebudayaan berfungsi sebagai suatu keseluruhan
 yang terpadu.
Dari definisi diatas masyarakat Madura memiliki kebudayaan yang 
berbeda dengan kebudayaan masyarakat-masyarakat pada umumnya (masyarakat
 di luar Pulau Madura), meskipun Madura masih berada di wilayah 
Indonesia tapi karena factor letak membuat kebudayaan-kebudayaan di 
Indonesia berbeda-beda, dari satu daerah-ke daerah lain pasti memiliki 
perbedaan kebudayaan.
Untuk kebudayaan masyarakat Madura sendir berbeda dengan kebudayaan 
masyarakat lainnya, termasuk dengan kebudayaan Jawa Timur (Surabaya, 
Malang dll) meskipun Madura masih satu provinsi dengan mereka. 
Masyarakat Madura memiliki corak, karakter dan sifat yang berbeda dengan
 masyarakat Jawa. Masyarakatnya yang santun, membuat masyarakat Madura 
disegani, dihormati bahkan “ditakuti” oleh masyarakat yang lain.
Kebaikan yang diperoleh oleh masyarakat atau orang Madura akan 
dibalas dengan serupa atau lebih baik. Namun, jika dia disakiti atau 
diinjak harga dirinya, tidak menutp kemungkinan mereka akan membalas 
dengan yang lebih kejam. Banyak orang yang berpendapat bahwa masyarakat 
Madura itu unik, estetis dan agamis. Dapat dibuktikan dengan banyaknya 
masjid-masjid megah berdiri di Madura dan tidak hanya itu saja, 
kebanyakan masyarakat Madura termasuk penganut agama Islam yang tekun, 
ditambah lagi mereka juga berusaha menyisihkan uangnya untuk naik haji. 
Dari hal tersebut tidak salah kalau masyarakat Madura juda dikenal 
sebagai masyarakat santri yang sopan tutur katanya dan kepribadiannya.
Masyarakat Madura masih mempercayai dengankekuatan magis, dengan 
melakukan berbagai macam ritual dan ritual tersebut memberikan peranan 
yang penting dalam pelaksanaan kehidupan masyarakat Madura. Slah satu 
bentuk kepercayaan terhadap hal yang berbau magis tersebut adalah 
terhadab bendah pusaka yang berupa keris atau jenis tosan aji dan ada kalanya melakukan ritual Pethik Laut atau Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji).
Untuk bahasa masyarakat Madura memiliki bahasa daerahnya sendiri yang
 mayoritas digunakan oleh masyarkat asli Madura. Bahasa Madura hamper 
mirip dengan bahasa-bahasa daerah lainnya di Indonesia, karena bahasa 
Madura banyak terpengaruh oleh bahasa Jawa, Melayu, Bugis, Tionghoa dan 
lain sebagainya. Pengaruh bahasa Jawa sangat terasa dalam bentuk system 
hierarki berbahasa sebgai akibat pendudukan Kerajaan Mataram atas Pulau 
Madura pada masa lampau.
Bahasa Madura mempunyai system pelafalan yang unik. Begitu uniknya 
sehingga orang luar Madura yang berusaha mempelajarinyapun mengalami 
kesulitan, khususnya dari segi pelafalannya. Bahasa Madura sebagaimana 
bahasa-bahasa di kawasan Jawa dan Bali juga mengenal 
Tingkatan-tingkatan, namun agak berbeda karena hanya terbagi atas 
tingkat yakni :
- Ja’ – iya (sama dengan ngoko)
 - Engghi-Enthen (sama dengan Madya)
 - Engghi-Bunthen (sama dengan Krama)
 
Bahasa Madura juga mempunyai dialek-dialek yang tersebar di seluruh 
wilayah Madura. Di Pulau Madura sendiri pada galibnya terdapat beberapa 
dialek seperti dialek Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep dan 
Kangean. Dialeg yang dijadikan acuan standar Bahasa Madura adalah dialek
 Sumenep, karena Sumenep di masa lalu merupakan pusat kerajaan dan 
kebudayaan Madura.
Cara
 hidup masyarakat Madura ada berbagai macam seperti ada masyarakat 
Madura yang merantau kedaerah-daerah lain yang bertujuan agar dapat 
menaikkan derajat mereka, ada pula yang masih di daerahnya untuk 
melakukan ternak sapi, bila yang tinggal didaerah pesisir mereka bekerja
 sebagai nelayan dan pembuat garam tradisional, ada pula yang membuat 
usaha di rumah seperti usaha batik tulis Madura, kerajinan celurit dan 
keris.
Pakaian adat masyarakat Madura untuk pria sangat identik dengan motif
 garis horizontal yang biasanya berwarna merah-putih dan memakai ikat 
kepala. Lebih terlihat gagah lagi bila mereka membawa senjata 
tradisional yang berupa clurit. Dan untuk wanita, biasanya hanya 
menggunakan bawahan kain batik khas Madura dan mengenakan kebaya yang 
lebih simple.
Untuk rumahnya sendiri, masyarakat Madura kebanyakan rumahnya hamper 
mirip rumah Jawa (Joglo), karena bila dilihat dari sejarahnya Jawa masih
 ada benang merah dengan Madura maka ada akulturasi kebudayaan, antara 
budaya Jawa dengan budaya Madura.
Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa Madura memiliki kebudayaan 
yang komplek dan menakjubkan. Tinggal kita, sebagai generasi muda apakah
 dapat melestarikan kebudayaan-kebudayaan peninggalan nenek moyang kita 
atau kebudayaan itu akan hilang dengan sendirinya dan anak cucu kita 
nantinya tidak akan dapat mengetahui dan menikmati kebudayaan 
peninggalan nenek moyang mereka.
biw=1024&bih=629http://www.anneahira.com/kebudayaan-madura.htm
ontarmadura.com/budaya-madura-bukan-kepanjangan-budaya-jawa/
urabaya-metropolis.com/artikel/budaya/carok-bagian-budaya-madura.html


Tidak ada komentar:
Posting Komentar